Senin, 27 Oktober 2014

di saat aku sendiri semua terasa tak berarti..semua terasa tak ada gunanya apa pun yang aku lakukan selalu tak ada artinya dan tak perna membantu orang lain ,,apakah yang salah..?apa yang terjadi pada diri ku kenapa aku jadi seperti ini..semua tak seperti yang aku harap kan, semua jauh dari harapan, kisah luka, kisah pedih ku jalani sendiri dengan penuh kebingungan, dengan penuh rasa bimbang , dimana tempat ku untuk mengadu , dimana tempat ku untuk mengeluar kan rasa yang hampir membunuh ku , pikiran yang memenuhi pikiran ku , begitu sulit hidup yang ku jalani ini , dunia terasa terang di siang hari dan begitu indah di malam hari dengan adanya lampu yang berkelap kelip menghiasi setiap sudut tapi bagi ku malam dan siang tak adanya bedanya semua terasa gelap karena masalah yang hadir dalam hidup ku selalu datang bertubi tubi.. kapan semua ini akan berakhir ?apakah ini tak akan perna berakhir .?dan apakah aku bisa menjalani hidup yang seperti ini., hidpu yang begitu gelap tampa ada secerca sinar yang menghampiri hidup ku, aku tak mengerti dengan hidup ini , hidup begitu kejam .

Jumat, 24 Oktober 2014

 
begitu banyak cinta yang datang di dalam hidup ku , begitu banyak jalan yang berliku yang ku jalani, hidup ku terasa tidak perna menemukan jalan lurus jalan yang ku dapat selalu jalan yang berliku. mungkin karena masa yang ku jalani adalah masa pencarian jati diri . sedikit demi sedikit aku selalu menemukan jalan lurus dalam hidup ku tapi saat aku mendekati jalan lurus tersebut ada saja penghalang yang menghalangi ku untuk menuju ke jalan lurus itu penghalang itu adalah   "CINTA" 
cinta ?apa itu cinta.?cinta itu adalah perasaan dari dua orang yang menjadi satu .cinta terkadang membawa kebahagian ada kalanya cinta juga membawa penderitaan .ibarat kata "JIKA MAEN API JANGAN TAKUT TERBAKAR" begitu pun dengan cinta jika kita mengenal cinta maka kita jangan takut untuk sakit hati . sebenarnya cinta itu berbahaya sakit yang di timbulkan oleh cinta itu sangat sakit , sakitnya melebihi semua sakit , menimbulkan penderitaan yang begitu menusuk hati sampai-sampai ada yang mati gara-gara cinta, semua orang cuma memikirkan keindahan cinta saja tidak perna memikirkan penderitaan yang akan muncul.  "BERPIKIRLAH KEDEPAN JANGAN CUMA BERPIKIR UNTUK HARI INI SAJA TAPI BERPIKIRLAH EFEK YANG AKAN TIMBUL DI KE ESOKAN HARINYA"

sahabat

 
sahabat 
semua berawal dari perkenalan yang tidak berarti tidak perna aku bayangkan kalau semua akan jadi begitu lebih bermakna setelah aku mengenal kalian semua terasa bermakna ...hari hari yang biasa aku lewati denga penuh kebosanan sekarang semua berubah menjadi canda tawa saat kalian ada di dekat ku,di saaat itu aku sadar bahwa hidup ini tidak sebosan seperti yang aku pikirkan ,hidup ini lebih berwarna saat ada sahabat yang selalu menemani .
ini kah yang namanya sahabat dulu tak perna aku merasa kan hidup penuh warna ,semua terasa indah saat kalian ada, hidup ku lebih ramai ssperti sebuaah taman yang penuh dengan bunga ...terimah kasih untuk sahabat sahabat ku kalian adalah yang terbaik



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CEDERA KEPALA

    Cedera kepala adalah penyakit neurologis yang paling sering terjadi diantara penyakit neurologis lainnya yang biasa disebabkan oleh kecelakaan, meliputi: otak, tengkorak ataupun kulit kepala saja (Smeltzer, 2001: 2210).

     Cedera kepala yaitu adanya deformitas berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi–descelarasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan factor dan penurunan percepatan, serta rotasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.

2.2 KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

    Menurut Tarwoto Ns, S.Kep et. all. (2007 : 127), cedera kepala dapat di klasifikasikan berdasarkan:
a) Berdasarkan kerusakan jaringan otak

(1) Komosio serebri (gegar otak): gangguan fungsi neurologic ringan tanpa tanpa adanya kerusakan struktur otak, terjadi hilangnya kesadaran kurang dari 10 menit atau tanpa disertai amnesia retrograde, mual, muntah, nyeri kepala.

(2) Kontusio serebri (memar): gangguan fungsi neurologic disertai kerusakan jaringan otak tetapi kontinuitas otak masih utuh, hilangnya kesadaran lebih dari 10 menit.

(3) Laserasio serebri: gangguan fungsi neurologic disertai kerusakan otak yang berat dengan fraktur tengkorak terbuka. Massa otak  terkelupas keluar dari rongga intra cranial.

b)    Berdasarkan berat ringan nya cedera kepala

(1)    Cedera kepala ringan: jika GCS antara 13-15, dapat terjadi kehilangan kesadaran kurang dari 30 menit, tidak terdapat fraktur tengkorak, kontusio atau hematom.

(2)    Cedera kepala sedang: jika nilai GCS antara 9-12, hilang kesadaran antara 30 menit sampai dengan 24 jam, dapat disertai fraktur tengkorak, disorientasi ringan.
(3)    Cedera kepala berat: jika GCS berada antara 3-8, hilang kesadaran lebih dari 24 jam, biasanya disertai kontusio, laserasi atau adanya hematom, edema serebral.
2.3 ETIOLOGI

   a. Trauma oleh benda tajam

 Menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan cedera lokal

   b.      Trauma oleh benda tumpul menyebabkan ke substansi otak energi

   Kerusakan terjadi ketika energi/kekuatan diteruskan ke substansi otak energi diserap lapisan pelindung yaitu rambut kulit kepala dan tengkorak

2.4 PATOFISIOLOGI

Mekanisme cedera memegan peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya konsekwensi patofisiologi dari trauma kepala. Cedera percepata (aselerasi) terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera periambatan (deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba – tiba tanpa kontak langsung seperti yang terjadi bila posisi badan berubah secara kasar adan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alaba dan batangotak

   Cedera primer yang terjadi pada waktu benturan pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak. Landasan substansi alba, cerdera robekan atau hemoragi sebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi dikurangi atau tidak ada pada area cedera. Konsekwensinya meliputi : hiperemia (peningkatan volume darah) pada area peningkatan permeabilitas kapiler serta vasodilatasi, semua menimbulkan peningkatan isi intra kronial dan akhirnya peningkatan tekanan intra kranial (TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia dan hipotensi.

   Bennarelli dan kawan – kawan memperkenalkan cedera “fokal” dan “menyebar” sebagai katergori cedera kepala berat pada upaya untuk menggunakan hasil dengan lebih khusus. Cedera fokal diakibatkan dari kerusakan lokal yang meliputi kontusio serebral dan hematom intra serebral serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh perluasan massa lesi, pergeseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam 4 bentuk yaitu :  cedera akson menyebar hemoragi kecil multiple pada seluruh otak. Jenis cedera ini menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer serebral, batang otak atau dua – duanya, situasi yang terjadi pada hampir 50 % pasien yang mengalami cedera kepala berat bukan karena peluru.
Akibat dari trauma otak ini akan bergantung:

1.  Kekuatan benturan

   Makin besar kekuatan makin parah kerusakan, bila kekautan itu diteruskan pada substansi otak, maka akan terjadi kerusakan sepanjang jalan yang dilewati karena jaringan lunak menjadi sasaran kekuatan itu.

2.    Akselerasi dan deselerasi

   Akselerasi adalah benda bergerak mengenai kepala yang diam.
Deselerasi adalah kepala membentur benda yang diam
Keduanya mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba – tiba tanpa kontak langsung. Kekuatan ini menyebabkan isi dalam tengkorak yang keras bergerak dan otak akan membentur permukaan dalam tengkorak pada otak yang berlawanan.

3.    Kup dan kontra kup

Cedera “cup” mengakibatkan kebanyakan kerusakan yang relatif dekat daerah yang terbentur, sedangkan kerusakan cedera “kontra cup” berlawanan pada sisi desakan benturan.

4.    Lokasi benturan

Bagian otak yang paling besar kemungkinannya menderita cedera kepala terbesar adalah bagian anterior dari lobus frantalis dan temporalis, bagian posterior lobus aksipitalis dan bagian atas mesensefalon.

5.   Rotasi
Pengubahan posisi rotasi pada kepala menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak.
6.    Fractur impresi

   Fractur impresi sebabkan oleh suatu keluaran yang mendorong fragmen tentang turun menekan otak yang lebih dalam ketebalan tulang otak itu sendiri, akibat fraktur ini dapat menimbulkan kontak cairan serebraspimal (CSS) dalam ruang sobarachnoid dalam sinus kemungkinan cairan serebraspinoa (CSS) akan mengalir ke hidung, telinga, menyebabkan masuknya bakteri yang mengkontaminasi cairan spinal



2.5 WOC
                                                                        Cedera kepala
                        Ekstra kranial                                                               tulang
Kranial                                                 intra kranial                

Terputusnya kontinuitas
Jaringan kulit, otot , dan vaskuler
2.6 KOMPLIKASI
•    Meningitis
•    Kejang
•    SIADH  (Sindroma Of In Apropriate ADH)
•    Atelektasis
•    Residual defisit neurologik
•    Kontraktur
•    Pneumonia
2.7 ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1.    Indentitas kilen
2.    Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah ada penurunan kesadaran, muntah, sakit kepala, wajah tidak simetris, lemah, paralysis, perdarahan, fraktur
B. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah ada penyakit sistem persyarafan, riwayat trauma masa lalu, riwayat penyakit darah, riwayat penyakit sistemik / pernafasan Cardiovaskuler dan metabolik C. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya riwayat Penyakit menular
3.    Pemeriksaan Fisik
A.    Tingkat Kesadaran (GCS)
1. Respon Membuka Mata ………………………….4
    Spontan    4
    Terhadap Suara     3
    Terhadap nyeri    2
    Tidak ada respon     1
2. Respon Verbal ………………………………………..5
    Terorientasi    5
    Cakap bingung     4
    Kata tak sesuai      3
    Menggumam      2
    Tak ada respon          1
3. Respon Motorik………………………………6
    Mengikuti Perintah     6
    Menunjuk terhadap rasangan    5
    Menghindar stimulus     4
    Fleksi abnormal     3
    Ekstersi abnormal     2
    Tak ada respon    1
B.    Tingkat Keparahan Cedera Kepala
1.    Ringan (GCS 13 – 15)
2.    Sedang (GCS 9 – 12)
3.    Berat (GCS 3 – 8)
C.    Aspek Neurologis
    Kaji GCS
    Disorientasi tempat / waktu
    Refleksi Patologis & Fisiologis
    Nervus Cranialis XII nervus (sensasi, pola bicara abnormal)
    Status Motorik
Skala Kelemahan Otot
0 : Tidak ada kontrak
1 : Ada Kontraksi
2 : Bergerak tak bisa menahan  gravitasi
3 : Bergerak mampu menahan gravitasi
4 : Normal
    Perubahan pupil/penglihatan kabur, diplopia
    5 – 6 cm     = kerusakan batang otak
ü
    Mengecil    = Metabolis Abnormal
ü & disfungsi encephalo
    Pin-point    = Kerusakan pons, batang otak
ü
    Perubahan tanda-tanda vital
    Tanda-tanda peningkatan TIK
    Penurunan kesadaran
ü
    Gelisah letargi
ü
    Sakit kepala
ü
    Muntah proyektif
ü
    Pupil edema
ü
    Pelambatan nadi
ü
    Pelebaran tekanan nadi
ü
    Peningkatan tekanan darah sistolik
ü
D.    Aspek Kardiovaskuler
•    Perubahan TD (menurun/meningkat)
•    Denyut nadi : Bradikardi, Tachi kardi, irama tidak teratur
•    TD naik, TIK naik
E.    Sistem Pernafasan
•    Perubahan pola nafas
•    Irama, frekuensi, kedalaman, bunyi nafas
F.    Kebutusan Dasar
•    Eliminasi
Perubahan pada BAB/BAK
o    Inkontinensia, obstipasi
o    Hematuri
•    Nutrisi    : mual, muntah, gangguan mencerna/menelan makanan.
•    Istirahat    : kelemahan, mobilisasi, tidur kurang
G.    Pengkajian Psikologis
•    Gangguan emosi/apatis, delirium
H.    Pengkajian Sosial
•    Hubungan dengan orang terdekat
•    Kemampuan komunikasi
I.    Pengkajian Spiritual
•    Ketaatan terhadap agama
J.    Pemeriksaan Diagnostik
•    Hasil radiologi / CT Scan
    Hematom serebral
    Edem serebral
    Perdarahan intrakranial
    Fraktur tulang tengkorak
•    AGD : PO2, PH, HCO3-
Untuk mengkaji keadekuatan ventilasi (memeprtahankan AGD dalam rentang normal untuk menjamin aliran darah serebral adekuat.
•    Elektrolit serum
Cedera kepala dapat dihubungkan dengan gangguan regulasi natrium, retensi Na berakhir dapat beberapa hari, diikuti dengan diuresis Na, peningkatan letargi, konfusi dan kejang akibat ketidakseimbangan elektrolit.
•    Hematologi    : leukosit, Hb, albumin, globulin, protein serum
•    CSS    : warna, komposisi, tekanan

2.8 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.    CT Scan untuk mengetahui adanya massa/sel perdarahan, hematom, letak dan luasnya kerusakan/perdarahan. NRI dilakukan bila CT scan belum memberi hasil yang cukup.
b.    EEG untuk melihat adanya aktivitas gelombang listrik diotak yang pacologis
c.    Chest X Ray untuk mengetahui adanya perubahan pada paru
d.    Foto tengkorak/scheedel : Untuk mengetahui adanya fraktur pada tulang tengkorak yang akan meningkat TIK
e.    Elektrolit darah/kimia darah : Untuk mengetahui ketidakseimbangan yang berperan dalam meningkatkan / perubahan mental

2.9 PENATALAKSANAAN MEDIS
a.    Umum
    Airway    :    – Pertahankan kepatenan jalan nafas
Ø
–    Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi untuk mencegah penekanan/bendungan pada vena jugularis
–    Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga atau mulut
    Breathing    :    – Kaji pola nafas, frekuensi, irama nafas, kedalaman
Ø
–    Monitoring ventilasi : pemeriksaan analisa gas darah, saturasi oksigen
    Circulation    :    – Kaji keadaan perfusi jaringan perifes (akral, nadi capillary rafill, sianosis pada kuku, bibir)
Ø
–    Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran, reflek terhadap cahaya
–    Monitoring tanda – tanda vital
–    Pemberian cairan dan elektrolit
–    Monitoring intake dan output
b.    Khusus
•    Konservatif    :    Dengan pemberian manitol/gliserin, furosemid, pemberian steroid
•    Operatif    :    Tindakan kraniotomi, pemasangan drain, shuting prosedur
•    Monitoring tekanan intrakranial    :    yang ditandai dengan sakit kepala hebat, muntah proyektil dan papil edema
•    Pemberian diet/nutrisi
•    Rehabilitasi, fisioterapi
Prioritas Keperawatan
1.    Memaksimalkan perfusi/fungsi serebral
2.    Mencegah/meminimalkan komplikasi
3.    Mengoptimalkan fungsi otak/mengembalikan pada keadaan sebelum trauma
4.    Meningkatkan koping individu dan keluarga
5.    Memberikan informasi