MAKALAH
(OKSIGENASI)
STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di
gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahan hidupnya,
dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang
tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak
dapat di perbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
1.2 Rumusan
masalah
1. Sebutkan masalah gangguan kebutuhan
oksigenasi?
2. Faktor apa yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi ?
3.Apa yang di maksud dengan Hiperventilasi? Jelaskan
dan pada keadaan apa terjadi
Hiperventilasi ?
1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenisasi.
2)
Untuk mengetahui masalah gangguan
oksigenasi.
3)
Untuk mengetahui Hiperventilasi
4) Untuk mengetahui pada keadaan apa yang terjdi di
hiperventilasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan Oksigenasi
Oksigenasi
memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran
atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karna itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.Pemenuhan
kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sisitem pemanasan fungsional
. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami ganggu. Sering kali individu tidak menyadari terhadap
pentingnya oksigen. Proses pernafasan di anggap sebagai sesuatu yang
biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran
pernafasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
2.2 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan
Oksigenasi
a.Hidung
proses
oksigenasi di awali masuknya udara melalui hidung , udara yang masuk melalui
hidung akan di saring oleh bulu yang ada di dalam vestibulum (bagian rongga hidung ) kemudian di hangatkan
dan dilembabkan.
b.Faring
Merupakan pipa yang memiliki otot,
memanjang dari dasar tengkorak sampai dengan esofagus yang terletak di belakang
hidung, di belakang mulut, dan di belakang laring.
c. Laring
Merupakan saluran pernapasan setelah
faring yang terdiri atas bagian dari tulang rawan yang terdiri atas bagian dari
tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran yang terdiri atas dua
lamina yang bersambung digaris tengah.
d.Epiglotis
merupakan katub tulang rawan yang
bertugas membantu menutup laring saat proses penelanan.
e. Trakea
Disebut batang tenggorok di lapisi oleh
selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia yang dapat mengeluarkan
debu atau benda asing.
f.Bronkus
merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan
dari trakea yang terdiri atas dua percabanagan yakni kanan dan kiri.
G.Paru
Merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan. Paru terletak didalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai
dengan diafragma. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik,berpori,dan
memiliki fungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
A.Hipoksia
Kondisi dimana tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh
akibat defisiensi oksigen / peningkatan penggunaan oksigen sel, sehingga dapat
memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis).
B. Perubahan pola pernafasan
C.Obtruksi jalan nafas
Suatu
kondisi pada individu dengan penafasan yang mengalami ancaman terkait dengan
ketidakmampuan batuk secara efektif , di sebabkan oleh secret yang
kental/berlebihan akibat penyebab infeksi.
D.Pertukaran gas
Merupakan suatu kondisi pada
individu yang mengalami penurunan gas, baik
O2 maupun CO2 antar alveoli paru-paru
dan sistem vaskuler.
3.1 Jenis- jenis pola pernafasan
a.Takipnea
Takipnea merupaka pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24/ menit . Proses
ini terjadi karena dalam keadaan atelaktasisis terjadiemboli.
b.Bradipnea
Pola
pernafasabyang lambat dan kurang dari 10 kali/menit . Polaini dapat di temukan
dalam keaddan peningkatan tekanan intracranial yang di sertai narkoti dan
sedative .
c.Hiperventilasi
Merupakan
cara tubuh mengopensasi metabolisme tubuh yang melampau tinggi dengan
pernepasan yang lebih cepat dan dalam 5 hg terjadi peningkatanjumlah oksigen
dalam paru-paru . ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi , napas
pendek, nyeri dada.
d.Kussmaul
Kussmaul merupakan pernapasan cepat dan dangkal yang cepat di temukan pada
orang dalam keadaan metabolic.
e.Hipoventilasi
Upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukupnya jumlah udara
yang memasuki alveoli dalam penggunaan oksigen.
f.Dispnea
Sesak dan berat saat bernafas . di sebabkan oleh perubahan kadar gas dalam
darah/jaringan kerja berat/berlebihan
dan pengaruh psikis.
g.Ortopnea
Kesulitan berafas kecuali pada posisi duduk atau berdiri dan pola ini
sering di temukan pada sesorangan yang mengalami kongesif paru-paru.
h.Cheyne stokes
siklus
pernafasan yang amplitudonya mula-mula naik kemudian menurun dan berhenti lalu
pernafasan di mulai lagi dari siklus baru. Periode apnea berulang secara
teratur.
i.Pernafasan paradoksial
Pernapasan
dimana dialing paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal.
j. Biot
Pernapasaa
dengan irama yang mirip dengan cheyne strokes akan tetapi amplitudonya tidak
teratur .
k.Stridor
Pernapasaan
bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pernapasan . pada kasus
spasmo trachea/ obtruksi laring.
5.1 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
1.Saraf
Otonomik
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf
otonom dapat mempengaruhi kamampuan untuk dilatasi dan konstriks. Ujung sraf
dapat mengeluarkan neurotransmiter (untuk tempat simpatis dapat mengeluarkan
noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis
mengeluarkan asitikolin yang berpengaruh pada bronkokonstriksi) karena pada
saluran penapasan terdapat reseptor adrenergik dan resptor kolinergik.
2.Hormonal dan Obat
Semua hormon termasuk derivat ketekolamin dpat melebarkan saluran
pernapasan . Obat yang tergolaong parasimpatis dapat melebarjan saluran nafas,
seperti sulfat atropin , ekstrak belladona dan obat yang menghambat adrenergik
tipe beta (khususnya beta-2 ) dapat mempersempit saluran nafas (
bronkokontriksi) seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.
3.Alergi pada saluran napas
Banyak
faktor yang menimbulkan keadaan alergi, antara lain debu yang terdapat didalam
hawa pernafasan, bulu binatang, serbuk benang sari bunga ,kapuk,makanan dll .
ini menyebabkan bersin,apabila ada rangsangan didaerah nasal,batuk. Apabila
disaluran napas bagian atas, dan bronkokontriksi terjadi pada asma bronkial,
dan jika terletak saluran napas dalam bagian bawah menyebabkan rhinitis.
4.Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak daoat
mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, mengingat usia organ dalam tubuh
seiring dengan usia perkembngan anak. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia
prematur, yaitu adanya kecenderungan kurang pembentukan surfaktin .Demikian
juga setelah anak tumbuh menjadi dewasa kemampuan kematangan organ seiring
dengan bertambahnya usia.
5.faktor lingkungan
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi,seperti faktor alergi,ketinggian,maupun suhu. Kondisi tersebut
mempengaruhi kemampuan adaptasi.
6.Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud adalah perilaku
dalam mengonsumsi makanan (status nutrisi ) seperti orang obestisat dapat
mempengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas yang
dapat mempengaruhi proses peningkatan kebutuhan oksigenasi,perilaku merokok
dpat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah,dll.
HIPERVENTILASI
Hiperventilasi
(hyperventilation) adalah keadaan napas yang berlebihan akibat kecemasan yang
mungkin disertai dengan histeria atu serangan panik. hiperventilasi terjadi
jika metabolisme tubuh terlampau tinggi sehingga mendesak alveolus melakukan
ventilasi secara berlebihan. kondisi tersebut terjadi akan menyebabkan
alkalosis respiratorik. Alkalosis adalah suatu keadaan dimana ekskresi CO2 dari
paru-paru berlebihan yang mengakibatkan naiknya pH darah (pH darah >7,4).
Hipoventilasi dapat menyebabkan asidosis akibat retensi tertahannya CO2 di
dalam paru-paru. hipoventilasi alveols akan menyebabkan asidosis respiratorik
sehingga pH akan turun. Hipoventilasi alveolus dapat terjadi jika total volume
paru-paru berkurang (pengaruh ruang rugi) sepertu yang terjadi apabila
seseorang bernapas cepat dan dangkal.